Selasa, 17 April 2012

Perempuan Seronok dan Miras, Sisi Lain Kendari Beach


Malam itu mobil yang membawa kami menyusuri Kendari Beach mulai mengurangi kecepatan. Namun, kami tidak bermaksud menepi di depan deretan warung remang-remang itu. 

“Mampir Mas…,” ucap seorang perempuan yang duduk menyilangkan pahanya, terlihat terang di tengah temaram malam. 

Kami hanya tersenyum satu sama lain. Mobil terus melaju pelan, seolah-olah kami sedang memilih tempat untuk singgah. 

“Mampir dulu Bos, mau kopi atau susu…?” kali ini seorang perempuan dengan tanktop hitam menyapa. 

Nyatanya malam itu, seperti malam-malam lainnya, kami tidak turun dan singgah di tempat itu. Deretan warung remang-remang itu terletak di ujung bagian utara Kendari Beach, yang memang dikenal dengan banyaknya perempuan-perempuan seronok nongkrong di depan warung. Mereka berdandan menor dan berpakaian minim untuk menarik laki-laki hidung belang mampir. Untungnya hidung saya tidak belang. 

Konon, warung-warung di kawasan itu juga menjual minuman keras (miras) dan tentu saja terbuka untuk transaksi seks. Berbeda dengan deretan kafe-kafe di deretan sebelah selatan jalan di sepanjang Kendari Beach. Mereka menjual suasana pinggir laut di malam hari untuk pengunjung yang beragam dan sejauh pengamatan saya tidak ada perempuan berdandan seronok yang berani mangkal di daerah ini. 

Beberapa kafe menyediakan karaoke di ruang terbuka dengan menampilkan layar lebar yang disorot dengan proyektor. Pengunjung biasanya hanya duduk-duduk sambil menikmati pengunjung lain yang menyanyi. Kawasan Kendari Beach memang dikembangkan oleh Pemkot Kendari sebagai destinasi kuliner. Menu khas seperti pisang epek dan minuman sarabba mudah kita dapatkan di kafe-kafe tenda. 

Namun, kehadiran warung remang-remang yang tidak jauh dari kawasan kuliner ini rupanya mulai mengganggu citra Kendari Beach. Rencana untuk menertibkan kawasan ini dari miras dan PSK kembali dilontarkan Pemkot Kendari, seperti yang diberitakan oleh sebuah harian lokal Kendari. Satpol PP dan kepolisian siap diterjunkan demi membersihkan Kendari Beach dari kegiatan negatif. 

Pertanyaannya adalah, bukankah penertiban sudah pernah dilakukan? Kok miras dan PSK masih banyak? Sekarang, jika penertiban diwacanakan lagi lewat koran, bisa-bisa target penertiban bakalan tiarap duluan. Inilah sebuah rencana yang khas birokrasi kita. Pemerintah setempat tidak memiliki solusi tepat untuk menjadikan Kendari Beach sebagai kawasan wisata yang bersih dari miras dan PSK. Kalau hanya penertiban yang “begitu-begitu” lagi, nanti juga bakalan balik lagi. Ah, lewat lagi ah…

0 komentar:

Posting Komentar