Selasa, 17 April 2012

Teluk Kendari dan Potensinya


Ketika seseorang berkunjung ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pertanyaan utama yang sering dilontarkan adalah, “ke mana tempat paling asyik untuk berwisata?”. Yups, banyak orang sepertinya belum terlalu ngeh dengan obyek wisata andalan di Kendari. Belum ada ikon utama yang identik dengan Kota Kendari, seperti halnya ketika orang mau datang ke Makassar tentu ia sudah terbayang ingin datang ke Pantai Losari. Atau seperti ketika orang mendambakan asyiknya menikmati Pantai Kuta ketika hendak ke Bali. 

Sebenarnya Kendari memiliki potensi besar bernama Teluk Kendari. Teluk ini memanjang dari pelabuhan di kawasan Kota Lama hingga lurus ke arah barat yang dekat dengan pengembangan pusat kota baru. Teluk Kendari bukanlah seperti pantai yang memiliki pasir putih untuk bermain. Sepanjang pinggir teluk ini difungsikan sebagai area publik, sebagai jalur transportasi dan kuliner. Ujung timur teluk ini terdapat pelabuhan besar untuk kapal barang, kapal nelayan maupun kapal penumpang menuju Bau-Bau, Pulau Buton dan tujuan wisata alam bawah laut, Wakatobi. 

Bergeser sedikit ke barat, terdapat tempat pelelangan ikan yang menjadi sumber pasokan ikan laut di Kendari. Ketika sore hari, di dekat pelelangan ikan itu muncul semacam pasar tiban yang digunakan pedagang dan nelayan untuk menjual ikan-ikan hasil tangkapan yang masih segar, macam baronang, kakap, bawal, cumi dan udang. 

Belum lengkap berkunjung ke Kendari tanpa menikmati ikan bakarnya. Ya, di kawasan Teluk Kendari juga terdapat warung dan restoran yang menyajikan menu utama ikan bakar. Anda tinggal pilih jenis dan ukurannya di bak penyimpanan ikan, bisa juga memesan cara memasaknya, mau dibakar atau digoreng, mau pakai sambal biasa atau saus tiram. Menu utama yang sayang untuk dilewatkan tentu saja ikan baronang bakar. 

Kawasan Teluk Kendari memang direncanakan untuk pusat kuliner. Selain warung dan restoran ikan yang dibangun permanen, ada pula warung atau kafe tenda yang bermunculan saat sore hingga tengah malam. Warung-warung non-permanen ini menyajikan menu-menu khas tradisional seperti pisang epek, jagung bakar, minuman sarabba, es pisang ijo dan kopi. Ketika musim durian tiba, seperti saat ini, bermunculan juga pedagang durian. Buah durian yang dijajakan berasal dari Kabupaten Kolaka, ukurannya lebih kecil tapi kata orang-orang rasanya manis. Kata orang sih, soalnya saya nggak doyan durian. :) 

Menariknya, kafe-kafe tenda pada malam hari menyediakan fasilitas karaoke outdoor tadengan memasang layar, proyektor dan seperangkat sound system. Pengunjung di satu meja akan diberi jatah 3 lagu gratis setiap kali kunjungan. Namun, jangan coba-coba menyanyi tanpa percaya diri tinggi dan suara yang lumayan. Pasalnya orang-orang yang berani unjuk suara di sini biasanya sudah terbiasa nyanyi di depan umum dan memilik suara bak peserta Indonesian Idol. Wah, saya saja minder… hehe… 

Sore hari hingga malam adalah saat tepat untuk sekedar berekreasi di Teluk Kendari. Kalau siang? Hmm… jangan tanya bagaimana panas dan teriknya matahari. Sore menjelang malam di sepanjang jalur teluk banyak orang-orang datang untuk menikmati pemandangan laut. Ada yang sekedar duduk-duduk di pinggir teluk, ada yang duduk berduaan (sepertinya pacaran deh.. he…), ada yang menikmati jagung bakar atau cemilan lainnya, ada yang mancing, ada pula anak-anak yang mandi di laut (tentu saja masih di pinggir, di tempat yang dangkal). 

Teluk Kendari lebih ngetop di kalangan penduduk setempat dengan istilah Kendari Beach atau KB (baca: KeBi). Kawasan ini sungguh besar potensi wisatanya, dan tentu menjadi tujuan wajib bagi setiap wisatawan datau pengunjung yang datang ke Kendari.

0 komentar:

Posting Komentar